Spionase Industri di Dunia Maya (Industrial Espionage in Cyberspace)
"My
understanding is that espionage means giving secret or classified information
to the enemy. Since Snowden shared information with the American people, his
indictment for espionage could reveal (or confirm) that the US Government views
you and me as the enemy."
~ Ron Paul
Diatas adalah
kutipan dari Ron Paul atas kejadian Edward Snowden yang membocorkan informasi program
mata-mata rahasia NSA kepada pers. Spionase (bahasa Perancis espionnage) adalah
suatu praktik pengintaian, memata-matai untuk mengumpulkan informasi mengenai
sebuah organisasi atau lembaga yang dianggap rahasia tanpa mendapatkan izin
dari pemilik yang sah dari informasi tersebut.
Spionase TIDAK
hanya dilakukan oleh PEMERINTAH dan kelompok TERORIS untuk tujuan politik atau
militer. Spionase juga dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang disebut juga Spionase
Industri.
Spionase
industri merupakan kegiatan pengintaian untuk mendapatkan informasi berharga,
seperti rahasia dagang, kekayaan
intelektual, data klien, data penelitian, dan lain-lain. Dengan syarat tanpa
kegaduhan dan tanpa sepengetahuan sasaran atau target. Pada dasarnya Spionase industri merupakan
bagian dari “Competitive Intelligence”.
Competitive Intelligence merupakan
hasil proses yang sistematik dan sah untuk mendapatkan dan menganalisis
informasi mengenai pesaing bisnis yang telah ada dan pesaing bisnis potensial. Spionase
berbeda dengan bentuk pengumpulan informasi lainnya, karena spionase bisa mengumpulkan
informasi dengan mengakses tempat di mana informasi tersebut disimpan atau
orang yang mengetahui mengenai informasi tersebut dan akan membocorkannya
melalui berbagai dalih.
Di era informasi
ini, Informasi merupakan komoditas yang sangat berharga wajar jika dinyatakan
bahwa informasi itu lebih berharga dari sebuah hardware atau software yang
digunakan untuk menghasilkan informasi tersebut. Informasi bisa menjadi asset yang nyata, puluhan tahun dan miliaran
uang dihabiskan untuk riset dan pengembangan informasi.
Nilai sebuah informasi
dapat dihitung bedasarkan formula :
VI = C + VG
VI adalah nilai informasi (value of infomation)
C adalah harga produksi (cost to produce)
VG adalah nilai yang ditingkatkan (value
gained)
Data yang disimpan
dalam sistem komputer bisa berharga karena 2 (dua) alasan :
1. Waktu dan Usaha (time and effort) yang digunakan untuk membuat dan menganalisis data tersebut hingga menghasilkan data yang diinginkan.
1. Waktu dan Usaha (time and effort) yang digunakan untuk membuat dan menganalisis data tersebut hingga menghasilkan data yang diinginkan.
2. Data sering memiliki nilai instrinsik (nilai yang melekat pada data tsb)
seperti :
-Menjadi sebuah keunggulan kompetitif (competitive advantage)
Metode atau cara yang digunakan untuk melakukan Spionase Industri
Ada dua cara
yang dapat di gunakan untuk melakukan spionase industri, yaitu :
1. Easy Low Tech - Way
Easy Low Tech - Way merupakan cara yang
sederhana dan mudah, tanpa menggunakan teknologi canggih, seperti dengan
karyawan yang membocorkan rahasia perusahaannya. Media yang digunakan dapat
berupa obrolan baik langsung atau via instant
messaging apps, dan menggunakan media penyimpanan data seperti: Hard drive,
USB, CD, DVD, mini SD card, micro SD card, dan lain-lain.
2.
Technology-oriented Method
Technology-oriented Method merupakan
cara yang lebih modern dan canggih (monitoring
software), dengan menggunakan cara yang lebih canggih menggunakan metode-metode
dari teknologi terbaru akan di dapatkan informasi yang diinginkan dari target.
Salah satu cara mengunakan teknologi tersebut adalah dengan Spyware, Keystroke loggers, Meng-capture atau Screenshot,
dan banyak lagi.
Tipe-tipe Spionase Industri
Spionase
industri dapat dibagi menjadi dua jenis. Yang pertama dan paling umum adalah
secara aktif mencari untuk mengumpulkan informasi intelijen tentang perusahaan
atau organisasi. Ini mungkin termasuk pencurian kekayaan intelektual, seperti
proses manufaktur, formula kimia, resep, teknik, atau ide. Spionase industri
mungkin juga memerlukan penyembunyian atau blokir akses informasi yang terkait
dengan penetapan harga, penawaran, perencanaan, penelitian, dan lainnya.
Praktik semacam itu dimaksudkan untuk menciptakan keunggulan kompetitif bagi
pihak yang memiliki informasi.
Spionase
industri cenderung melibatkan "pekerjaan di dalam," di mana seorang
karyawan mencuri rahasia untuk keuntungan finansial atau untuk menyakiti
perusahaan. Ini juga dapat dilakukan oleh pemerintah karena mereka mengejar
tujuan ekonomi atau keuangan. Seperti, seseorang dapat masuk ke fasilitas
perusahaan untuk mencuri dokumen, file komputer atau memilih sampah untuk
informasi yang berharga. Seperti, mata-mata industri akan menggunakan internet
untuk meretas jaringan perusahaan untuk mendapatkan akses rahasia dagang di
komputer dan server. Bidang spionase industri yang relatif baru melibatkan pemblokiran
target untuk menggunakan informasi, layanan, atau fasilitasnya dengan cara
malware komputer, spyware, atau serangan penolakan layanan terdistribusi
(DDoS). Alat spionase industri seperti itu sangat membantu dalam
mengeksploitasi sistem yang rentan.
Cara Mencegah dan Mengurangi Risiko Spionase Industri
Pada prinsipnya
tidak ada yang dapat membuat sistem benar-benar aman. Riset data menunjukkan
bahwa 80% masalah spionase industri dilakukan oleh internal dan sangat sulit
melawan spionase internal. Untuk mengurangi risiko karena spionase internal
dapat melalukan hal berikut :
- Berikan data bedasarkan “need to know” basis, artinya pengguna internal diberikan akses hanya ke data yang benar-benar dibutuhkan untuk menjalankan fungsi dan tugasnya.
- Untuk pesonel kunci (key person), gunakan rotasi atau kontrol ganda sehingga tidak ada satu orang pun yang memiliki control penuh atas data-data kritikal pada suatu waktu.
- Untuk mencegah mundahnya informasi dipindahkan, batasi penggunaan media penyimpanan portable, smart-phone, dan gadget lainnya
- Melarang dokumen atau media dibawa keluar dari kantor.
- Melakukan pengecekan latar belakang dan referensi karyawan.
- Memindai PC karyawan yang sudah resign untuk memastikan tidak ada kegiatan spionase.
- Mengunci backup tape, dokumen dan mendia lainnya.
- Mengenkripsi hardisk drive komputer yang digunakan sehingga data-data yang ada pada hardisk tidak bisa dibaca dengan mudah.
- Memasang software antispyware.
- Mengaktifkan firewall dengan metode IDS (Intrusion-Detection Systems).
Contoh Kasus Nyata Spionase Industri di Indonesia
Penyadapan
Intelijen Australia
Dinas intelijen
Australia empat tahun lalu pernah berupaya menyadap telepon seluler Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono dan istrinya, Ani Yudhoyono. Informasi ini terungkap
dalam dokumen Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) yang dibocorkan
Edward Snowden.
Sasaran lain
penyadapan adalah Wakil Presiden Boediono serta Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian Hatta Rajasa dan mantan Duta Besar Indonesia buat Amerika Dino
Patti Djalal.
Dokumen berupa
bahan presentasi bertajuk sangat rahasia ini milik Departemen Pertahanan
Australia dan Badan Intelijen Australia (DSD), seperti dilansir ABC, Senin
(18/11). Dokumen ini menyebutkan jenis telepon seluler dipakai target. SBY dan
Ani Yudhoyono menggunakan Nokia E-90-1. Boediono memakai BlackBerry Bold 9000. Merdeka.com
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus